Dolar AS Melesat ke Level Tertinggi, Trader Bersiap Hadapi Era Baru Trump
Hari Selasa ini, Dolar AS terus mendaki dan mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Para trader sedang sibuk bersiap menghadapi pemerintahan baru Donald Trump yang diperkirakan akan membawa kebijakan fiskal dan moneter yang lebih ketat. Hingga pukul 16.00 WIB, Indeks Dolar — yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang global utama — naik 0,3% ke angka 105,740, level tertinggi sejak Juli.
Dolar Didorong “Perdagangan Trump”
Kekuatan Dolar minggu ini tak lepas dari “Perdagangan Trump” yang didorong ekspektasi atas kebijakan fiskal yang pro-pasar. Dengan Partai Republik yang berpotensi memegang kendali penuh atas Kongres, Trump diperkirakan lebih leluasa memperkenalkan pemotongan pajak serta tarif perdagangan yang bisa memicu inflasi. Ditambah lagi, kebijakan imigrasi yang lebih ketat menambah antisipasi akan perubahan besar pada pasar.
Perubahan-perubahan ini juga mempengaruhi ekspektasi suku bunga. Menurut FedWatch Tool dari CME Group, peluang kenaikan suku bunga sebesar seperempat poin oleh Federal Reserve bulan Desember ini turun menjadi sekitar 69% dari yang sebelumnya hampir 80%. Analis dari ING menyatakan, “Trump kali ini lebih siap dibandingkan pada 2016, dan ini mendorong perdagangan Dolar serta menunjukkan bahwa inisiatif besar bisa lebih cepat diimplementasikan.”
Euro Tertekan oleh Bayangan Perang Dagang
Di sisi Eropa, mata uang Euro (EUR/USD) turun 0,3% ke posisi 1,0623, mendekati level terendah tujuh bulan. Trump telah menyatakan blok Euro akan “membayar harga mahal” akibat kurangnya impor dari AS, yang meningkatkan kekhawatiran akan perang dagang. Eurozone, yang sedang dalam fase ekonomi melemah, kini menghadapi ketidakpastian tambahan, termasuk inflasi Jerman yang terus naik.
Di Jerman sendiri, ekonomi yang menyesuaikan dengan standar UE tumbuh 2,4% di Oktober, meningkat dari 1,8% pada September. Sementara Bank Sentral Eropa cenderung menghindari lonjakan inflasi di Jerman di atas target 2%, mereka juga mengindikasikan pelonggaran kebijakan moneter tetap berlanjut. Para analis dari ING memprediksi EUR/USD akan semakin tertekan, siap menguji level 1,0600 hingga akhir tahun.
Pound Inggris dan Yuan China Turut Tergelincir
Pound Inggris (GBP/USD) turun 0,4% ke level 1,2814 di tengah laporan bahwa tingkat pengangguran di Inggris meningkat lebih dari yang diantisipasi, mencapai 4,3% dalam tiga bulan hingga September. Keadaan ini muncul setelah Bank of England memotong suku bunga minggu lalu, dan pasar kini menunggu arahan kebijakan moneter terbaru dari Gubernur BoE, Andrew Bailey.
Di China, yuan (USD/CNY) melemah ke level terendah tiga bulan di angka 7,2375 setelah langkah-langkah fiskal Beijing yang dinilai belum cukup efektif dalam mengatasi tekanan ekonomi yang meningkat. Sementara di Jepang, yen (USD/JPY) naik 0,2% ke level 153,94, tetap berada di dekat level tertinggi dalam tiga bulan, yang memicu spekulasi atas intervensi pemerintah. Ketidakpastian politik pasca Partai Demokratik Liberal kehilangan mayoritas juga memperburuk prospek yen, terutama di tengah kebijakan suku bunga yang belum jelas.
Era Baru, Arah Baru
Dengan arah kebijakan yang semakin jelas dari pemerintahan baru Trump, Dolar AS tampaknya akan terus menunjukkan performa kuatnya. Para trader dan investor bersiap menghadapi kebijakan ekonomi yang lebih agresif dari Trump, serta dampaknya pada pasar global, yang akan terus mempengaruhi pergerakan mata uang utama dunia.