Keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS menuai kritik dari sejumlah pengamat ekonomi, salah satunya dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS). Sebagai anggota G20 yang sudah cukup berpengaruh, langkah ini dipandang sebagai langkah yang mungkin tidak terlalu perlu.
BRICS, aliansi ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, dikenal sebagai blok negara berkembang yang berupaya menantang dominasi negara-negara Barat dalam perekonomian global. Namun, pertanyaan yang muncul adalah, apa keuntungan nyata yang bisa didapatkan Indonesia dengan ikut serta dalam kelompok ini, mengingat posisinya sudah cukup kuat di forum G20?
Mengapa Gabung BRICS?
Pengamat CSIS menilai bahwa keikutsertaan Indonesia dalam BRICS bisa saja lebih bersifat simbolis daripada strategis. Sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan sebagai anggota G20, Indonesia sudah memiliki akses ke forum-forum global di mana keputusan ekonomi besar diambil.
“Indonesia seharusnya memanfaatkan keanggotaannya di G20 untuk memperkuat posisi di kancah internasional, bukan bergabung dalam kelompok yang mungkin kurang relevan bagi kepentingan nasional,” ujar seorang analis CSIS.
Tantangan dalam Aliansi BRICS
CSIS juga menyoroti tantangan yang mungkin dihadapi Indonesia jika bergabung dengan BRICS. Ada perbedaan kepentingan yang cukup signifikan di antara negara-negara anggota BRICS. Misalnya, kepentingan ekonomi China sering kali berbenturan dengan kebijakan negara-negara Barat yang berpengaruh besar di pasar Indonesia.
Selain itu, BRICS masih belum memiliki struktur yang sekuat G20 dalam hal pengambilan keputusan global. Ini bisa menjadi kendala bagi Indonesia yang ingin mempertahankan pengaruhnya di tatanan internasional.
Posisi Indonesia di G20
Sebagai anggota G20, Indonesia memiliki peran penting dalam menyuarakan aspirasi negara-negara berkembang. Forum ini dianggap lebih relevan karena melibatkan negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang keputusan-keputusannya memiliki dampak langsung terhadap pasar global.
CSIS menyarankan agar Indonesia fokus memperkuat posisinya di G20 dan memperluas kerjasama dengan negara-negara utama yang memiliki kesamaan visi dalam perekonomian global. “Ada potensi yang lebih besar di G20 yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia daripada sekadar bergabung dengan BRICS,” tambah analis tersebut.
Strategi Global yang Lebih Efektif
Alih-alih bergabung dengan BRICS, CSIS menyarankan agar Indonesia fokus pada pengembangan kerjasama regional di Asia Tenggara melalui ASEAN, serta meningkatkan hubungan bilateral dengan negara-negara kunci di G20. Ini bisa membantu Indonesia untuk mengamankan kepentingan ekonomi dan politiknya secara lebih efektif.
Dengan memperkuat peran di G20 dan ASEAN, Indonesia bisa menjadi penghubung antara negara-negara berkembang dan maju, memainkan peran strategis yang lebih berpengaruh di peta ekonomi global.