Sebagai negara yang terus berhadapan dengan dinamika konflik, Israel kini berada dalam pusaran ekonomi penuh tantangan. Berikut adalah empat fakta mencengangkan tentang kondisi ekonomi negara ini:
1. Inflasi Merangkak Turun, Tapi Masih Jauh dari Harapan
Walaupun melambat, inflasi Israel masih berada di atas target. Pada September 2024, tingkat inflasi tahunan menurun tipis ke 3,5% dari 3,6% di bulan sebelumnya, tetap jauh dari sasaran pemerintah. Harga bahan pangan melonjak tajam, sementara sektor transportasi dan komunikasi mulai menunjukkan stabilisasi.
2. Bayang-Bayang Resesi Menghantui Pertumbuhan Ekonomi
Revisi PDB kuartal kedua 2024 menjadi 0,3% menandai stagnasi serius. Ketegangan dengan Hamas memperburuk kondisi, ditambah penurunan ekspor hingga -8,2%. Proyeksi pertumbuhan 2024 pun diturunkan menjadi hanya 0,5%, mempertegas kesulitan Israel menjaga momentum ekonomi.
3. Defisit Perdagangan yang Membengkak Tajam
Dengan lonjakan lebih dari 50% pada September 2024, defisit perdagangan mencapai angka USD 2,764 juta. Ketidakseimbangan ini diperparah oleh impor yang tumbuh pesat sementara ekspor tidak mampu mengejar ketertinggalan.
4. Runtuhnya Kepercayaan Internasional pada Peringkat Kredit
Ketidakstabilan geopolitik menyebabkan penurunan peringkat kredit oleh S&P Global dan Moody’s. Penilaian yang turun ke ‘A’ dan ‘Baa1’ mencerminkan risiko keuangan yang semakin besar akibat konflik yang berlarut-larut.
Di tengah gejolak ini, Israel berada di persimpangan besar untuk menavigasi stabilitas ekonomi dan keamanan. Akankah ekonomi negara ini bertahan atau justru makin terpuruk?
atau mungkin dengan kalimat yang mudah di pahamin sebagai berikut :
Sebagai negara yang sering kali dihadapkan pada situasi konflik, Israel berada dalam situasi ekonomi yang penuh tantangan. Pada Oktober 2024, beberapa indikator ekonomi terkini menunjukkan tren negatif. Berikut ini empat fakta utama dan terkini mengenai kondisi ekonomi negara ini.
1. Laju Inflasi Mulai Melambat
Meskipun perlahan menurun, inflasi di Israel masih berada di atas target pemerintah. Pada September 2024, tingkat inflasi tahunan mereda sedikit ke angka 3,5%, turun dari 3,6% pada Agustus. Kendati demikian, angka ini tetap di atas sasaran tahunan pemerintah yang berkisar antara 1%-3%. Beberapa sektor ekonomi menunjukkan variasi; harga perumahan tetap stabil di 3,1%, namun ada perlambatan pada transportasi, komunikasi, serta pendidikan. Di sisi lain, harga makanan, terutama sayuran dan buah-buahan, mengalami percepatan.
2. Pertumbuhan Ekonomi yang Terkoreksi
Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Israel pada kuartal kedua 2024 direvisi menurun menjadi hanya 0,3% dari perkiraan awal 1,2%. Konflik berkepanjangan dengan Hamas di Gaza membayangi ekonomi Israel, mendorongnya ke arah stagnasi, jika tidak ingin dikatakan resesi. Pertumbuhan utama dipicu oleh peningkatan belanja konsumen dan pemerintah, serta investasi tetap, namun ekspor justru merosot tajam sebesar -8,2%. Bank Israel bahkan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2024, yang awalnya diprediksikan 1,5% menjadi hanya 0,5%.
3. Defisit Perdagangan yang Meningkat Signifikan
Defisit perdagangan Israel melonjak lebih dari 50% pada September 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, mencapai USD 2.764 juta. Lonjakan ini dipicu oleh peningkatan impor sebesar 21,8% terutama pada bahan baku dan barang konsumsi. Sementara itu, pertumbuhan ekspor tidak mampu mengimbangi peningkatan tersebut dengan hanya naik 8,8%.
4. Penurunan Peringkat Kredit
Ketidakstabilan geopolitik berpengaruh signifikan terhadap penilaian kredit Israel. S&P Global dan Moody’s masing-masing menurunkan peringkat kredit negara ini mengingat ketegangan yang melonjak dengan kelompok bersenjata Hizbullah. Penurunan peringkat ini, masing-masing ke ‘A’ dan ‘Baa1’, mencerminkan risiko ekonomi akibat konflik yang berpotensi berkepanjangan dan dampak buruk terhadap keuangan publik.